Senin, 09 November 2009

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
VARIASI PADA TANAMAN


I. Tujuan
1. Dapat menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman
2. Menyabutkan dan membedakan sedikitnya tiga cirri yang berbeda untuk suatu karakter tertentu
3. Dapat mendiskripsikan hasil pengamatan tentang variasi pada tumbuhan
4. Dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.

II. Latar Belakang
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasai atau keanekaragaman organism dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau komunitas. Keanekaragaman dipengaruhi baik factor dari dalam (gen) dan factor luar (pengaruh lingkungan). Factor lingkungan seperti makanan, suhu, cahaya, kkkelembaban,,, curah hujan, derajat keasaman tanam (pH) bersama factor keturunan (gen) sangatberpengaruh terhadap fenotip.Fenotip merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungan. Jika kita mengamati sifat-sifat yang ada pada makhluk hidup baik itu hewan, tumbuhan atau manusia akan terlihat adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena genotip yang dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya penetrasi dan ekpresivitas, adanya rekombinasi gen dan lainnya.keanekaragaman sifat genetic ini sangat penting, karena tanpa adanya fariasi sifat pada makhluk hidup, ilmu genetika tidak mungkin berkembang. Berbagai pola pewarisan sifat dapat ditemukan dan diketahui karena adanya variasai sifat pada makhluk hidup.


III. Metodologi
Alat dan Bahan
Alat yang kami gunakan dalam pengamatan ini adalah Alat tulis untuk mencatat data-data pengamatan. Penggaris untuk mengukur lebar mahkota bunganya dan kamera untuk memotret bunga euphorbia yang kami amati.Bahan yang digunakan dalam pengamatan adalah berbagai variasi tanaman euphorbia.
Cara Kerja
Mengambil berbagai jenis bunga dari tanaman euphorbia. Bunga yang telah diambil di potret untuk kemudian diamati satu persatu perbedaannya. Dari warna bunga, bentuk benangsari, putik, dan tangkai tempat berdirinya bunga. Hasil dari pengamatan dimasukan kedalam table data.
IV. Hasil Pengamatan
A. Bunga Euphorbia mili
Gambar Keterangan
Pink pucat
Warna mahkota bernoktah
Benang sari warna oranye 5 buah
Lebar mahkota 2cm
Putik 3 buah masing-masing bercabang 2 warna merah
Bunga pada cabang ketiga
Merah
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari oranye kemerahan 5 buah
Lebar mahkota 1,4 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada cabang kedua
Coklat
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1,3 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada cabang ketiga
Kuning bertepi oranye
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1 cm
Putik 3 buah bertangkai oranye berkepala merah
Bunga pada cabang ketiga
Hijau dengan pusat berwarna merah
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari tidak terdeteksi
Lebar mahkota 1,4 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada cabang tangkai ketiga
Oranye muda
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna oranye 5 buah
Lebar mahkota 1,2 cm
Putik 1 buah ukurannya besar
Bunga pada cabang ketiga
Kuning bertepi merah
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari oranye kehijauan
Lebag mahkota 1 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai ketiga
Kuning
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 0,6cm
Putik 1 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai ketiga
Merah hati
Mahkota bernoktah
Benang sari berwarna merah
Lebar mahkota 1,5 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai ketiga

Pink
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna merah
Lebar mahkota 1,2 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai ke lima
Coklat kekuningan
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1,7 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai kedua
Coklat bertepi merah
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1,7 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai kedua
Pink pucat
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1,6 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai keempat
Oranye kekuningan
Mahkota bernoktah
Benang sari berwarna merah
Lebar mahkota 1,5 cm
Putik 3 buah berwarna oranye
Bunga pada tangkai keempat
Pink
Mahkota bernoktah
Benang sari berwarna kuning
Lebar mahkota 1,3 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai keempat
Orange dengan pusat kekuningan
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna Orange
Lebar mahkota 1,7 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai keempat

Merah bertepi hijau
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari berwarna merah
Lebar mahkota 1,6 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai kedua

Orange dengan pusat kuning
Mahkota tidak bernoktah
Lebar mahkota 0,8 cm
Benang sari tidak terdeteksi
Putik 3 buah berwarna putih
Bunga pada tangkai kedua
Pink pucat dengan pusat kekuningan
Mahkota tidak bernoktah
Benang sariberwarna kuning
Lebar mahkota 1,7 cm
Putik 3 buah berwarna merah
Bunga pada tangkai keempat
Orange kecoklatan
Mahkota tidak bernoktah
Benang sari tidak terdeteksi
Lebar mahkota 1,6 cm
Putik tidak terdeteksi
Bunga pada tangkai kedua

B. Pohon Lantana
Variasi Gambar
 Tepi Daun
o Tumpul



o Tajam



 Pangkal Daun
o Rata



o Membulat



o Meruncing






 Ujung Daun
o Runcing



o Meruncing



o Membulat




 Warna Bunga
o Ungu



o Putih





o Orange




o Ungu dengan Pusat Orange




 Panjang Daun
o 1,5
o 2,5
o 3
o 1,8
o 2,2
o 2,3
o 2,8
o 2
o 2,4

 Lebar Daun Penumpu
o 0,5





o 0,1












































V. Pembahasan
A. Bunga Euphorbia
Bunga euphorbia sudah lama kita kenal. Bunganya kecil-kecil dengan jumlah yang banyak. Batangnya memilliki duri yang banyak. Euphorbia termasuk tanaman yang tidk begitu memerlukan banyak air pada saat kering euphorbia cukup disiram sekali sehari namun pada saat udara lembab atau teduh cukup disiram 2 -3 hari sekali.
Euphorbia yang biasanya menjadi tanaman hias pengisi taman-taman rumah ternyata memiliki beberapa variasi mulai dari warna bunga yang banyak sekali macamnya, mahkota bunganya ada yang bernoktah dan ada yang mulus serta ada yang dengan bercak.Warna benangsarinya juga berbeda, kedudukan bunga pada tangkai, daunnya ,duri-durinya serta batangnya juga memiliki variasi yang cukup beragam. Sehingga tidak salah kalau euphorbia banyak dikoleksi oleh para kolektor tanaman karena variasinya.
Pada pengamatan yang kami lakukan, kami hanya mengambil variasi dari bunga euphorbia saja, Yang kami amati antara lain bagian mahkota mulai dari warnanya dengan variasi Pink pucat , Merah, Coklat ,Kuning bertepi oranye, Hijau dengan pusat berwarna merah, Oranye mud, Kuning bertepi merah, Kuning, Merah hati, Pink, Coklat kekuningan, Coklat bertepi merah, Oranye kekuningan, Orange dengan pusat kekuningan, Merah bertepi hijau, Orange dengan pusat kuning, Pink pucat dengan pusat kekuningan, Orange kecoklatan. Ada 18 variasi yang kami temukan berdasarkan warna mahkotanya saja.
Berdasarkan kedudukan bunga pada tangkai, variasi yang kami temukan adalah bunga pada cabang tangkai bunga kedua, ketiga, keempat dan kelima. Variasi besar kecilnya bunga dengan mengukur diameter mahkota ada bebrapa variasi yaitu:
1,2 cm, 2cm, 1,4 cm, 1,3 cm, 1 cm, 1,4 cm 1,2 cm, 1 cm,
0,6cm, 1,5 cm, 1,7 cm, 1,6 cm, 1,5 cm, 1,3 cm, 0,8 cm,
1,6 cm, 1,7 cm.
Gb.1 Cara Pengukuran Lebar Mahkota
Berdasarakan ada tidaknya noktah pada warna mahkotanya dibagi menjadi dua kategori yaitu yang bernoktah dan yang tidak bernoktah.Variasi juga terdapat pada benangsarinya yaitu benangsari dengan warna oranye, oranye kemerahan , kuning, oranye kehijauan, merah.Sedangkan Untu variasi pada putik antara lain Putik 3 buah masing-masing bercabang 2 warna merah, Putik 3 buah berwarna merah, Putik 3 buah bertangkai oranye berkepala merah, Putik 1 buah ukurannya besar ,Putik 1 buah berwarna merah, Putik 3 buah berwarna merah,Putik 3 buah berwarna oranye, Putik 3 buah berwarna putih.

B. Bunga lantana
Bunga lantana merupakan tanaman pendek dengan bunga majemuk dan berbagai variasi. Pada pengamatan yang kami lakukan, kami menemukan beberapa variasi pada tanaman tersebut. Antara lain warna bunga, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, panjang daun yang di ketiaknya tumbuh bunga, dan panjang daun penumpu bunga.
Variasi tersebut yaitu, pada warna bunga ada empat variasi. Putih, orange, ungu, ungu dengan pusat orange. Pada pangkal daun terdapat tiga variasi yaitu, rata , membulat dan meruncing. Untuk ujung daun variasinya adalah , runcing, meruncing dan membulat. Variasi besarnya daun penumpu terbagi menjadi 2 yaitu bunga dengan daun penumpu kecil (0,1)cm dan bunga dengan daun penumpu besar (0,5 cm).
VI. Kesimpulan
Pada pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan :
1. Euphorbia mempunyai keanekaragaman variasi begitu pula pohon lantana.
2. Variasi pada euphorbia yang kami temukan berupa perbedaan warna mahkota, ada tidaknya noktah pada mahkota, lebarnya mahkota, warna dan jumlah putik, kedudukan bunga pada tangkai, dan variasi pada benangsari.
3. Pada Lantana Variasi yang kami temukan warna bunga, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, panjang daun yang di ketiaknya tumbuh bunga, dan panjang daun penumpu bunga
4. Bunga euphorbia dan lantana dapat dijadikan salah satu contoh keanekaragaman variasi tanaman.
5. Keduanya merupakan contoh variasi tingkat spesies.

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo Sugeng Utomo. 2007.Koleksi kembangku Part 4. Diunduh dari http//:www.euphorbia.blogspot.com. diakses pada tanggal 12 oktober 2009.
Rondonuwu, Suleman. 1989. Dasar-Dasar Genetika.Jakarta: Debdikbud
Widianti, Tuti dan Noor Aini Habibah. 2009. Bahan Ajar Genetika. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Widianti, Tuti dan Noor Aini Habibah. 2009. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Jumat, 06 November 2009

GROUP 1
Hubungan kausal antara reaksi gelap dan reaksi terang.
1. Reaksi terang
Reaksi terang merupakan langkah-langkah fotosintesis yang mengubah energy matahari menjadi energy kimia. Cahaya yang di arbsorbsi oleh klorofil menggerakkan transfer electron dan hydrogen dari air ke aseptor yang disebut NADP+ ( nikotinamida adenine dinukleotida fosfat) yang menyimpan electron berenergi untuk sementara waktu. Air yang terurai dalam proses ini, sehingga reaksi teranglah yang melepaskan O2 sebagai produk samping. Aksepton electron reaksi terang, NADP+ merupakan sepupu pertama NAD+ yang berperan sebagai akseptor electron dalam respirasi seluler. Kedua molekul ini berbeda karena adanya gugus fosfat tambahan dalam NADP+. Reaksi terang menggunakan energy matahari untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH.dengan cara menambahkan sepasang electron bersama dengan nulkeus hydrogen, atau H+. reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan member tenaga bagi penambahan gugus fosfat pada ADP, suatu proses yang disebut fotofosforilasi. Dengan demikian, energy cahaya mula-mula diubah menjadi energy kimia dalam bentuk dua senyawa yaitu NADPH, sumber dari electron berenrgi ( tenaga pereduksi) dan ATP, energy peredaran serbaguna. Yang kemudian hasil dari reaksi terang ini akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan reaksi gelap ( cyclus Celvin )

Gb. Skema dan silkus reaksi terang
Sumber : http//www.sith.itb.ac.id/kloroplas.pdf



2. Siklus Calvin ( Reaksi Gelap )
Siklus calvin berawal dari pemasukan CO2 dari udara kedalam molekul organic yang telah disiapkan dalam kloroplas. Siklus calvin kemudian mereduksi karbon terfiksasi ini menjadi karbohidrat melalui penambahan electron. Tenaga pereduksi ini berasal dari NADPH, yang memperoleh electron berenergi dalam reaksi terang. Untuk mengubah CO2 menjadi karbihidrat, silkus calvin juga membutuhkan energy kimia dalam bentuk ATP yang juga dihasilkan dalam reaksi terang. Dengan demikian, siklus calvin inilah yang mensintesis gula, tetapi hal ini hanya dapat terjadi karena bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh reaksi terang.



Sumber : http//www.sith.itb.ac.id/kloroplas.pdf




Gb. Siklus dan Skema Reaksi Gelap
Sumber : http//www.sith.itb.ac.id/kloroplas.pdf






GROUP 2
Tunjukkan bahwa enzim katalase ditemukan pada sel-sel tumbuhan yang sedang berfotosintesis.





Sumber : Taiz-Plant Physiologi (Sinauer,2002).pdf
GROUP 3
Tumbuhan C4 lebih produktif daripada tumbuhan C3
Alasannya :
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi.
• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi
Pada tumbuihan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis sel fotosintetik, yakni :
1. sel mesofil
2. sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organic dalam mesofil. Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada fosfoenolpirufat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat, Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Karbondioksida difiksasi dalam sel mesofil oleh enzim PEP karboksilase. Senyawa berkarbon-empat-malat, dalam hal ini menyalurkan atom CO2 kedalam sel seludang-berkas pembuluh, melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang –berkas pembuluh, senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang kedalam materi organic oleh robisco dan siklus Calvin.
Dengan cara ini, fotosintesis C4 meminimumkan fotorespirasi dan meningkatkan produksi gula. Adaptasi ini sangat bermanfaat dalam daerah panas dengan cahaya matahari yang banyak, dan dilingkungan seperti inilah tumbuhan C4 sering muncul dan tumbuh subur.

FOTOEFISIENSI pada tumbuhan C3 VS C4
Tumbuhan C3
• mengikat CO2 langsung dari lingkungan.
• Resipien : RuBP
• RUBISCO terbuka
• O2 dapat mengganggu proses fiksasi
• Fotorespirasi (+) Tumbuhan C4
• Mengikat CO2 secara tidak langsung
• Resipien : PEP
• RUBISCO terlindung
• O2 tidak mengganggu proses fiksasi
• Fotoresepsi (-)



TUMBUHAN CAM

Pada tumbuhan CAM adaptasi fotosintetik ke dua untuk kondisi yang gersang telah berkembang pada tumbuhan sukulen ( tumbuhan penyimpan air ) bermacam-macam kaktus, nanas dan beberapa family tumbuhan lainnya. Tumbuhan kelompok ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari dan merupakan kebalikan dari perilaku kebanyakan tumbuhan lain. Stomata yang menutup selama siang hari, membantu tumbuhan gurun menghemat air tetapi mengakibatkan CO2 tidak masuk ke daun. Selam malam hari stomata membuka, akibatnya CO2 masuk kedalam daun dan membentuk berbagai asam organic. Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organic yang dibuat selama malam hari di vakuola sampai pagi ketika stomata menutup. Pada siang hari ketika reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus calvin, CO2 dilepaskan memasuki siklus calvin untuk mensintesis gula dalam kloroplas. Jalur fiksasi ini serupa dengan tumbuhan C4, yakni di dahului sintesis senyawa intermediet sebelum CO2 memasuki siklus calvin. Perbedaanyya bahwa langkah awal fiksasi karbon terpisah secara structural pada tumbuhan C4 sementara pada tumbukan CAM kedua angka tersebut terjadi pada waktu yang berbeda.



















GROUP 4
Faktor yang mempengaruhi laju fotosistesis.

1. Intensitas Cahaya, laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya .
2. Konsentrasi karbon dioksida, semakin banyak carbondioksida di udara makin banyak jumlah bahan yang digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu, enzim-enzim yang bekerja pada fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar Air, kekurangan air atau kekeringan menyebabkan syomata menutup, menghambat penyerapan CO2 sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat atau hasil fotosintesis, jika kadar fotosintat seperti karbohidarat berkurang laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh , laju fotosintesis akan berkurang .
6. Tahap pertumbuhan , penelitian menunjukan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energy dan makanan untuk tumbuh.
PENGENALAN ALAT
A. Pendahuluan
a. Tujuan
- Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi
- Mengetahui fungsi kegunaan dan cara pemakaian alat-alat dalam praktikum ekologi
b. Latar belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam hal ini ruang lingkup pengamatan ekologi lebih banyak di lingkungan. Berbagai factor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan suatu makhluk akan di amati.
Untuk pengamatan tersebut diperlukan alat-alat. Alat –alat yang digunakan dalam ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan alat-alat yang meliputi fungsi atau kegunaan alat, cara pemakaian dan pemeliharaannya.
Sehingga ketika praktikum di lapangan mahasiswa mampu menggunakan alat-alat dengan benar dan tepat. Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan sangat berpengaruh pada data yang kita ambil.

B. Landasan Teori
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Praktikum ekologi berbeda dengan praktikum lain di bidang studi Biologi. Ekologi merupakan ilmu lapangan dimana mahasiswa dituntut untuk melakukan pengamatan dan percobaan di luar ruangan. Alat yang dipakai dalam praktikum ini berbeda dengan praktikum lainnya, antara lain soil tester, secchi disc, kit BOD COD, termohigometer, eck krap, light meter/lux meter, altimeter, refraktometer, stopwatch dan lain-lain.
Deskripsi beberapa alat yang digunakan dalam praktikum ekologi:
1. Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
• tekanan udara (yang paling umum digunakan)
• Mangnet bumi (dengan sudut inclinasi)
• Gelombang (ultra sonic maupun infra merah, dan lainnya)
Penggunaan Altimeter umumnya selalu diikuti dengan penggunaan kompas
2. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan, Untuk contoh : Berapa lama sebuah Mobil dapat mencapai jarak 60Km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari dapat mencapai jarak 100 meter.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol yang kedua kemudian memasang lagi stopwatch pada nol. Tombol yang kedua juga digunakan sebagai perekam waktu
3. Lightmeter
Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur intensitas cahaya. Dalam fotografi, pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral.
Beberapa sistem pengukur cahaya yang paling umum menggunakan selenium, CdS, dan silikon.
Teknik pengukuran
Dikenal beberapa teknik yang digunakan oleh lightmeter, yaitu:
• Spot Metering
• Avarage Metering
• Center-weighted Metering
• Matrix Metering
4. Thermohigrometer
Alat ukur untuk suhu dan kelembaban ruangan atau farm. Cocok untuk gudang, paprik atau perusahaan yg memerlukan kontrol suhu dan kelembaban udara, supaya ruangan tetap sehat.
5. Botol Sampel
Alat pengambilan sampel air pada kedalaman tertentu dengaan sistem pengambilan air Vertical dengan kapasitas botol 2.2 L. sangat cocok untuk analisa Plankton dan kandungan kimia air lainnya.
Spesifikasi :
Bottle Acrylic, sistem mekanisme penutupan botol menggunakan material MC, Per dan Besi Stainless Steel, pegangan dari stainless steel dilengkapi 2 kran air, massanger dan tali polyester 20 m.

C. Alat –alat
1. Binokuler
2. Secchi Disk
3. Vertical Water Sampler
4. Ekman Grab / Dredge
5. Soil Tester
6. Stop Watch
7. Luxmeter
8. Meteran
9. Alti Meter
10. Hand held refractometer ( Salinometer)
11. Termohigrometer
12. BOD COD Kit

D. Cara Kerja
1. Alat dan bahan yang akan diamati disiapkan
2. Alat dan bahan yang akan diamati disiapkan
3. Masing-masing alat diamati dan difoto, jangan lupa untuk memberikan deskripsi dan melihat rincian alat serta kegunaan dan cara memakainya.
4. Masing-masing alat diinventarisai, kemudian dicari keterangan tambahan lewat berbagai referensi.
5. Dibuat laporan tertulis.

E. Hasil dan Pembahasan
(terlampir)


F. Kesimpulan
The conclution from this report is “The ecology practice’s equipment are secchi disc, stopwatch, altimetre, thermohigrometre, lightmetre/luxmetre, hand held refractometre, eck krap, soil tester, binoculars, sample bottle,kit BOD COD, tape measurer”.

Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Alat Ukur. Diakses dari http://id.wikipedia.org
___________. Altimetre. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Biochemical Oxigen Demand. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Chemical Oxigen Demands Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Binoculars. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Higrometre. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Lightmetre. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Thermometre. Diakses dari http:/en.wikipedia.org
___________. Tape measurer. Diakses dari http:/en.wikipedia.org